Pages

Friday, February 20, 2015

Tujuan Hidup Manusia menurut Agama Buddha (Part 5)

Jika dalam artikel Tujuan Hidup Manusia menurut Agama Buddha (Part 4) dikatakan bahwa kebahagiaan duniawi dihalalkan, tapi tidak dianjurkan oleh Buddha, dan di artikel tersebut dijelaskan pula terdapat empat hal yang dapat menghasilkan kebahagiaan dalam kehidupan saat ini (duniawi), dalam artikel ini akan lebih dibahas cara memperoleh kebahagiaan surgawi. Beberapa orang yang sudah sedikit memahami esensi ajaran Agama Buddha, mungkin sebagian besar dari mereka sudah tidak lagi tergiur dengan kebahagiaan duniawi. Mereka bisa saja mengharapkan kebahagiaan surgawi, yang memiliki kualitas lebih mulia dibanding kebahagiaan duniawi. Oleh karena itu, berikut akan segera dijelaskan bagaimana caranya memperoleh kebahagiaan tersebut.
Masih dalam Vyagghapajja Sutta (Dalam Tipitaka, bagian Sutta Pitaka, tepatnya di Anguttara Nikaya), Buddha juga menjelaskan terdapat empat hal yang dapat menghasilkan kebahagiaan dalam kehidupan yang akan datang (surgawi–karena hidup di alam surga). Diawali dari saddhasampada. Harus mempunyai keyakinan, yaitu keyakinan terhadap nilai-nilai luhur. Lingkup saddha atau keyakinan di sini cukup luas, karena tidak hanya terhadap Tiratana/Triratna, sehingga siapapun yang tidak beragama Buddha dan tidak mengenal Dhamma pun sesungguhnya dapat terlahir di alam surga jika memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai luhur.
Setelah itu adalah silasampada. Harus melaksanakan latihan kemoralan, yaitu pancasila buddhis. Di sampada ini pun tentunya tidak harus yakin terhadap Tiratana, karena tanpa diajarkan oleh Buddha pun sesungguhnya siapapun dapat melatih kemoralan. Kita dapat melihat kenyataannya, yaitu tidak semua dewa dan dewi di surga meyakini Tiratana.
Yang selanjutnya, cagasampada. Murah hati, sifat kedermawanan, kasih sayang dalam bentuk menolong yang lain. Caga ini mirip dengan karuna. Sedikit perbedaannya, yaitu karuna lebih pada prakteknya, sedangkan caga lebih pada apa yang kita rasakan atau kita miliki dalam perasaan.
Lalu, pannasampada. Harus melatih mengembangkan kebijaksanaan yang membawa ke nibbana. Dari keempat sampada, panna inilah yang dapat dikatakan paling rumit. Secara teori, panna akan muncul seiring dilakukannya sila dan samadhi. Tapi, tentunya prakteknya tidak sesederhana itu. Untuk mencapai panna, yang terpenting adalah kita wajib memulainya dari melakukan latihan kemoralan, kemudian dilanjutkan dengan samadhi. Beberapa sumber mengatakan panna dapat diperoleh jika seseorang memiliki pandangan yang tidak keliru dan pikiran yang tidak salah. Hal tersebut dapat juga dijadikan acuan definisi dan praktek panna.

Referensi:
"Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha" http://artikelbuddhist.com/2011/05/ agama-dan-tujuan-hidup-umat-buddha.html

0 comments :

Post a Comment