Pages

Monday, February 16, 2015

Tujuan Hidup Manusia menurut Agama Buddha (Part 3)

Dari ketiga jenis kebahagiaan yang dibahas dalam artikel Tujuan Hidup Manusia menurut Agama Buddha (Part 1), kebahagiaan nibbana merupakan satu-satunya kebahagiaan yang kekal karena bukan sebuah kondisi. Lalu, apakah benar pernyataan bahwa seluruh umat Buddha harus mengejar kebahagiaan nibbana dan tidak diperkenankan mengejar kebahagiaan duniawi atau surgawi? Terlebih lagi terdapat pernyataan tambahan bahwa kebahagiaan nibbana hanya dapat direalisasi oleh para bhikkhu, sehingga seluruh umat Buddha sudah seharusnya menjadi bhikkhu dan umat awam tidak dihalalkan dalam Agama Buddha?
Buddha tidak pernah sama sekali memaksa umat-Nya untuk menjadi bhikkhu demi terealisasinya kebahagiaan, bahkan Buddha tidak tertarik sama sekali siapapun menjadi umat-Nya. Beliau telah menemukan kebenaran sejati dalam kehidupan ini untuk dibabarkan kepada semua makhluk, terutama manusia dan dewa. Tapi, sesungguhnya Beliau tidak menginginkan manusia dan dewa menjadi siswa-siswi-Nya. Keinginan Beliau sejatinya adalah semua makhluk dapat melihat kebenaran sejati layaknya yang telah ditemukan-Nya.
Fakta bahwa Buddha tidak pernah memaksa umat-Nya untuk menjadi bhikkhu dapat terbukti seperti yang tercantum dalam Kitab Suci Agama Buddha (Tipitaka/Tripitaka), bagian Keranjang Sutta (Sutta Pitaka), tepatnya dalam Anguttara Nikaya BAB II, Gatha 65, yang membahas terdapat empat keinginan yang wajar dari manusia biasa atau umat awam. Yang pertama, menjadi kaya. Pastinya orang miskin sejatinya ingin menjadi kaya, begitu juga orang kaya yang tidak mengharapkan kehilangan kekayaannya. Bahkan sekalipun beberapa orang kaya yang menyatakan bahwa mereka menderita karena memiliki terlalu banyak harta, kenyataannya mereka akan lebih menderita jika kehilangan harta mereka.
Kedua, tertulis “Semoga saya dan kawan-kawan dapat mencapai kedudukan sosial yang tinggi” dalam Anguttara Nikaya tersebut. Memiliki kekayaan terasa belum lengkap jika belum ditemani kedudukan sosial yang tinggi. Para orang kaya pun pastinya ingin dianggap atau dinilai kaya dan ingin dihormati oleh beberapa orang di lingkungannya.
Kemudian, manusia biasa pastinya ingin berusia panjang, terlebih lagi jika telah memiliki kekayaan dan kedudukan sosial yang tinggi. Pastinya mereka ingin terus dapat menikmati kebahagiaan-kebahagiaan akan harta dan kedudukan sosial yang dimilikinya.
Keinginan wajar yang terakhir adalah terlahirkan kembali di alam kebahagiaan. Sungguh merupakan hal yang begitu amat nikmat jika seumur-hidupnya memiliki kekayaan, kedudukan sosial yang tinggi, berusia panjang, dan setelah meninggal terlahir di alam surga.

Referensi:
“Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha”. http://artikelbuddhist.com/2011/05/ agama-dan-tujuan-hidup-umat-buddha.html

0 comments :

Post a Comment