Jika
dalam artikel Tujuan Hidup Manusia menurut Agama Buddha (Part 4) dikatakan
bahwa kebahagiaan duniawi dihalalkan, tapi tidak dianjurkan oleh Buddha, dan di
artikel tersebut dijelaskan pula terdapat empat hal yang dapat menghasilkan
kebahagiaan dalam kehidupan saat ini (duniawi), dalam artikel ini akan lebih
dibahas cara memperoleh kebahagiaan surgawi. Beberapa orang yang sudah sedikit
memahami esensi ajaran Agama Buddha, mungkin sebagian besar dari mereka sudah
tidak lagi tergiur dengan kebahagiaan duniawi. Mereka bisa saja mengharapkan
kebahagiaan surgawi, yang memiliki kualitas lebih mulia dibanding kebahagiaan
duniawi. Oleh karena itu, berikut akan segera dijelaskan bagaimana caranya
memperoleh kebahagiaan tersebut.
Masih
dalam Vyagghapajja Sutta (Dalam Tipitaka, bagian Sutta Pitaka, tepatnya di
Anguttara Nikaya), Buddha juga menjelaskan terdapat empat hal yang dapat menghasilkan
kebahagiaan dalam kehidupan yang akan datang (surgawi–karena hidup di alam
surga). Diawali dari saddhasampada. Harus mempunyai keyakinan, yaitu keyakinan
terhadap nilai-nilai luhur. Lingkup saddha atau keyakinan di sini cukup luas,
karena tidak hanya terhadap Tiratana/Triratna, sehingga siapapun yang tidak
beragama Buddha dan tidak mengenal Dhamma pun sesungguhnya dapat terlahir di
alam surga jika memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai luhur.
Setelah
itu adalah silasampada. Harus melaksanakan latihan kemoralan, yaitu pancasila
buddhis. Di sampada ini pun tentunya tidak harus yakin terhadap Tiratana,
karena tanpa diajarkan oleh Buddha pun sesungguhnya siapapun dapat melatih
kemoralan. Kita dapat melihat kenyataannya, yaitu tidak semua dewa dan dewi di
surga meyakini Tiratana.
Yang
selanjutnya, cagasampada. Murah hati, sifat kedermawanan, kasih sayang dalam bentuk
menolong yang lain. Caga ini mirip dengan karuna. Sedikit perbedaannya, yaitu
karuna lebih pada prakteknya, sedangkan caga lebih pada apa yang kita rasakan
atau kita miliki dalam perasaan.
Lalu,
pannasampada. Harus melatih mengembangkan kebijaksanaan yang membawa ke
nibbana. Dari keempat sampada, panna inilah yang dapat dikatakan paling rumit. Secara
teori, panna akan muncul seiring dilakukannya sila dan samadhi. Tapi, tentunya
prakteknya tidak sesederhana itu. Untuk mencapai panna, yang terpenting adalah
kita wajib memulainya dari melakukan latihan kemoralan, kemudian dilanjutkan
dengan samadhi. Beberapa sumber mengatakan panna dapat diperoleh jika seseorang
memiliki pandangan yang tidak keliru dan pikiran yang tidak salah. Hal tersebut
dapat juga dijadikan acuan definisi dan praktek panna.
Referensi:
"Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha"
http://artikelbuddhist.com/2011/05/ agama-dan-tujuan-hidup-umat-buddha.html
0 comments :
Post a Comment